Artikel & Video
Mengapa Desain Kompleks Buruk Sekalipun Terlihat Estetis?
- March 8, 2024
- Posted by: Tim Lumigi
- Category: Interaction Design
Desain merupakan salah satu elemen penting dalam sebuah produk atau layanan. Dalam dunia desain, seringkali ada kecenderungan untuk menganggap bahwa desain yang kompleks secara otomatis lebih baik atau lebih menarik secara visual. Namun, kompleksitas tidak selalu berarti keunggulan. Bahkan, desain yang kompleks sering kali dapat merugikan pengalaman pengguna dan mengurangi efektivitas komunikasi.
Bagaimana kita dapat menghindari jebakan kompleksitas dalam desain?
1. Mengurangi Keterbacaan dan Keterjangkauan
Desain yang terlalu kompleks cenderung sulit dipahami oleh pengguna. Ketika pengguna kesulitan untuk memahami struktur atau navigasi situs web atau aplikasi, mereka cenderung akan meninggalkan situs atau aplikasi tersebut. Kompleksitas dapat menghalangi aksesibilitas dan membuat pengalaman pengguna menjadi tidak menyenangkan.
2. Meningkatkan Tingkat Frustasi
Desain yang kompleks seringkali meningkatkan tingkat frustasi pengguna. Pengguna mungkin merasa kebingungan atau kehilangan arah saat berinteraksi dengan antarmuka yang rumit. Ini dapat mengarah pada penurunan kepuasan pengguna dan meningkatkan tingkat abadinya.
3. Memperburuk Kinerja
Desain yang kompleks cenderung membutuhkan lebih banyak sumber daya, baik dari segi teknis maupun kognitif. Hal ini dapat memperlambat waktu muat, mengurangi responsivitas, dan meningkatkan konsumsi daya baterai pada perangkat. Selain itu, kompleksitas dalam kode juga dapat membuat debugging dan pemeliharaan menjadi lebih sulit.
4. Memperumit Pengambilan Keputusan
Kompleksitas dalam desain dapat membuat pengguna kesulitan dalam mengambil keputusan. Terlalu banyak pilihan atau informasi yang disajikan dalam satu waktu dapat membuat pengguna merasa overload dan bingung. Akibatnya, mereka mungkin menjadi ragu-ragu atau bahkan mengabaikan opsi yang tersedia.
5. Mengurangi Fokus pada Pesan Inti
Desain yang kompleks sering kali mengalihkan perhatian dari pesan inti atau tujuan utama produk atau layanan. Pengguna mungkin terlalu sibuk mencoba memahami antarmuka yang rumit sehingga mereka kehilangan fokus pada informasi atau tindakan yang seharusnya menjadi prioritas.
Bagaimana cara Menghindari Kompleksitas?
- Sederhanakan Desain: Prioritaskan keterbacaan, keterjangkauan, dan kejelasan dalam desain Anda. Hapus elemen yang tidak perlu dan pertimbangkan untuk menggunakan prinsip-prinsip desain minimalis.
- Tes dengan Pengguna: Lakukan pengujian pengguna untuk mengidentifikasi area-area dalam desain yang membingungkan atau menimbulkan masalah. Dengan mendengarkan umpan balik pengguna, Anda dapat mengurangi kompleksitas yang tidak perlu.
- Gunakan Hierarki Visual yang Jelas: Gunakan hierarki visual untuk menyoroti elemen-elemen yang penting dan memandu pengguna melalui antarmuka dengan lebih baik.
- Pertimbangkan Kinerja: Selalu pertimbangkan kinerja desain Anda, baik dari segi kecepatan muat maupun responsivitasnya. Hindari menggunakan efek visual yang membebani sumber daya atau memperlambat interaksi.
- Uji dengan Kasus Pengguna Nyata: Selalu uji desain Anda dalam konteks kasus pengguna nyata. Pertimbangkan berbagai tingkat pengalaman pengguna dan kebutuhan mereka dalam pengembangan desain.
- Berkolaborasi dengan Tim: Melibatkan tim lintas disiplin dalam proses desain dapat membantu mengidentifikasi kompleksitas yang tidak perlu dan menemukan solusi yang lebih sederhana dan efektif.
Desain yang baik adalah tentang menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif, bukan tentang membingungkan atau mengesankan pengguna dengan kompleksitas. Dengan memprioritaskan keterbacaan, keterjangkauan, dan keterpaduan dalam desain Anda, Anda dapat menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik dan lebih memuaskan, bahkan tanpa harus mengorbankan aspek estetika.