Artikel & Video
Atomic Design: Metode Desain UX yang Harus Dikuasai Calon Desainer
- December 8, 2023
- Posted by: Tim Lumigi
- Category: Design Process
Sistem desain atomic adalah pendekatan untuk mendesain dan membangun antarmuka pengguna (UI) yang terstruktur dan modular. Sistem ini didasarkan pada prinsip bahwa UI dapat dibangun dari komponen-komponen kecil yang dapat digabungkan untuk membentuk desain yang lebih kompleks.
Sistem desain atomic memiliki berbagai manfaat, antara lain:
- Meningkatkan keterukuran dan kemudahan pemeliharaan UI.
- Meningkatkan efisiensi proses desain dan pengembangan UI.
- Meningkatkan konsistensi dan kegunaan UI.
Elemen-elemen Sistem Desain Atomik
Dalam metode ini, desain dimulai dengan komponen terkecil. Nama-nama elemen ini berasal dari istilah kimia. bukan hanya penggunaan istilah asing semata, tetapi juga mencerminkan makna sebenarnya dari komponen desain atomic tersebut. Sistem desain atomik terdiri dari lima elemen, yaitu:
- Atom: Atom adalah elemen terkecil dari sistem desain atomik. Atom biasanya berupa elemen dasar UI, seperti tombol, kotak teks, atau ikon.
- Molekul: Molekul adalah kumpulan atom yang digabungkan untuk membentuk elemen UI yang lebih kompleks, seperti menu atau form.
- Organisme: Organisme adalah kumpulan molekul yang digabungkan untuk membentuk elemen UI yang lebih kompleks lagi, seperti halaman atau tab.
- Templat: Template adalah kumpulan organisme yang digabungkan untuk membentuk layout UI yang umum, seperti halaman login atau halaman checkout.
- Halaman: Halaman adalah elemen tertinggi dalam sistem desain atomik. Halaman adalah unit terkecil dari UI yang dapat berdiri sendiri.
Panduan Lengkap untuk Sistem Desain Atomic
Berikut adalah panduan lengkap untuk membuat sistem desain atomic:
1. Mulailah dengan menentukan kebutuhan pengguna.
Langkah pertama dalam membuat sistem desain atomic adalah menentukan kebutuhan pengguna. Apa yang ingin dicapai oleh desain? Siapa pengguna yang akan menggunakan desain?
2. Identifikasi elemen-elemen dasar UI.
Setelah menentukan kebutuhan pengguna, Anda dapat mulai mengidentifikasi elemen-elemen dasar UI. Elemen-elemen dasar ini akan menjadi atom dari sistem desain atomic Anda.
3. Rancang ulang elemen-elemen dasar UI.
Setelah mengidentifikasi elemen-elemen dasar UI, Anda dapat mulai merancang ulang elemen-elemen tersebut. Pastikan elemen-elemen tersebut memenuhi kebutuhan pengguna dan konsisten dengan keseluruhan desain.
4. Buat molekul, organisme, dan template.
Setelah mendesain ulang elemen-elemen dasar UI, Anda dapat mulai membuat molekul, organisme, dan template. Molekul, organisme, dan template akan membantu Anda untuk membangun desain UI yang lebih kompleks dan konsisten.
5. Lakukan pengujian dan umpan balik.
Setelah membuat sistem desain atomic, Anda perlu melakukan pengujian dan umpan balik. Pastikan sistem desain atomic Anda memenuhi kebutuhan pengguna dan mudah digunakan.
Sistem desain atomic adalah pendekatan yang efektif untuk mendesain dan membangun antarmuka pengguna (UI) yang terstruktur dan modular. Dengan mengikuti panduan di atas, Anda dapat membuat sistem desain atomic yang memenuhi kebutuhan pengguna dan meningkatkan pengalaman pengguna.